STARINDONEWS.COM, Maros, Jumat, 20 September 2024 – Kasus hilangnya seorang pelajar kelas 1 SMAN, Nurahmi Adelwaise Putri alias Adel (17), kembali menjadi sorotan setelah adanya pengakuan bahwa Adel sempat bermalam dengan pasangan muda-mudi di Wisma Kolam Renang Bantimurung.
Pihak kepolisian Polsek Bantimurung disebut tidak melakukan pemeriksaan lanjutan terkait keberadaan Adel, yang semakin memunculkan kecurigaan adanya indikasi Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO).
Adel, pelajar kelahiran 6 November 2007, berasal dari Dusun Manarang, Desa Tukamasea Kecamatan Bantimurung. Dia dilaporkan meninggalkan rumah pada hari Senin dan sempat bermalam bersama beberapa muda-mudi yang ditemukan di Wisma Kolam Renang Bantimurung.
Kekecewaan terhadap kinerja kepolisian dalam menangani kasus ini diungkapkan oleh Ketua LSM Lidik Pro Maros, Ismar.
“Ini masalah serius, meskipun terkesan sepele. Ketika ada anak di bawah umur yang hilang dan diketahui sempat bermalam bersama orang lain, harusnya ada tindak lanjut cepat dari kepolisian, apalagi ini bisa saja terkait TPPO. Namun sayangnya, Kanit Reskrim Polsek Bantimurung IPTU Suharman Tahir tidak hadir saat pengamanan dilakukan, dan ini memperparah situasi,” ujar Ismar dengan nada kesal.
Kronologi kejadian bermula ketika Adel meninggalkan rumah pada hari Senin pagi 9 September. Saat dilakukan pengamanan terhadap beberapa muda-mudi di Wisma Kolam Renang Bantimurung Minggu 15 September, salah satu dari mereka mengakui bahwa Adel sempat menginap di kamar bersama mereka.
“Iye, Adel sempat bermalam hari Senin sampai Selasa, namun Selasa dini hari dia sudah pergi,” ungkap salah seorang perempuan yang turut diamankan.
Namun, Ismar menilai pihak kepolisian tidak serius dalam menggali lebih lanjut informasi terkait keberadaan Adel setelah pernyataan tersebut.
“Sampai saat ini, tidak ada pemeriksaan lebih lanjut terhadap para saksi untuk mengetahui ke mana Adel pergi setelah meninggalkan wisma. Ini sangat mengkhawatirkan karena bisa saja Adel menjadi korban TPPO. Ketiadaan Kanit Reskrim dalam proses ini menunjukkan betapa longgarnya penanganan kasus yang menyangkut anak di bawah umur,” tegas Ismar.
Menurut Ismar, lambatnya respons Polsek Bantimurung semakin menambah kekecewaan masyarakat terhadap penegakan hukum di wilayah tersebut.
“Jika tidak ada tindak lanjut yang serius, bukan tidak mungkin kasus-kasus seperti ini akan terus terulang. Ini bukan hanya soal hilangnya Adel, tapi juga tentang bagaimana kita melindungi anak-anak kita dari bahaya seperti perdagangan orang,” tambahnya.
Ismar mendesak Kapolres Maros untuk segera turun tangan dan mengevaluasi kinerja jajarannya, khususnya di Polsek Bantimurung.
Dia juga meminta agar ada penyelidikan lebih mendalam terkait hilangnya Adel dan kemungkinan keterlibatan jaringan TPPO.
“Ini bukan hal kecil. Ketika ada potensi TPPO, kita harus bertindak cepat sebelum semuanya terlambat,” tutup Ismar.
Hingga berita ini diterbitkan, pihak kepolisian belum memberikan tanggapan resmi terkait ketiadaan pemeriksaan lanjutan atas kasus tersebut.
( TIM ).
